Friday, February 1, 2008

Short Story

Sejarah Singkat Perkembangan Teori Atom
Disusun Oleh : Moh. Arif Rifqi*

Istilah atom pertama kali digunakan oleh Demokritus (460 – 357 S.M) yang berasal dari kata “a” yang artinya “tidak” dan “tomos” yang artinya pecah, atau dibagi. Artinya, atom adalah zarrah yang terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Konsep ini murni lahir dari pemikiran , buka dari eksperimen ilmiah. Namun, konsep atom Demokritus telah memberi sumabngsih yang sangat berharga bagi perkembangan teori atom selanjutnya. Berikut beberapa tokoh ilmuwan yang sangat berjasa bagi sejarah perkembangan atom dan teori yang mereka kemukakan.
1. John Dalton (1766-1844)
Seorang ilmuwan Inggris bernama John Dalton pada tahun melakukan percobaan-percobaan tentang atom yang terinspirasi dari konsep Demokritus. Berdasarkan hasil eksperimennya itu, pada tahun 1808 dia menyatakan sebuah teori atom yang sangat berharga bagi sejarah perkembangan teori atom selanjutnya dan cukup berhasil untuk menjelaskan berbagai reaksi kimia yang dikenal dengan model atom bola pejal.
Di dalam teorinya, Dalton menyatakan beberapa konsepsi tetang atom. Di antaranya adalah sebagai berikut:
· Atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi
· Atom-atom suatu unsur semuanya berupa sama, serupa dan tidak dapat berubah menjadi atom unsure lain.
· Dua atom atau lebih yang berasal dari unsure-unsur yang berlainan dapat membentuk suatu mulekul.
· pada suatu reaksi kimia, atom-atom berpisah dan kemudian bergabung kembali dengan susunan yang berbeda dar semula, tetapi massa keseluruhannya tetap. Gagasan ini sesuai dengan hokum Laviosier yanga menyatakan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap.
Lebih lanjut Dalton mengemukakan bahwa dalam suatu reaksi kimia, atom-atom bergabung menurut perbandingan tertentu yang sederhana. Kelemahan dari teori ini adalah, teori ini tidak mampu menerangkan bagaimana suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat menghantarkan listrik, padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada artikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya daya hantar listrik.
2. JJ. Thomson
Dengan ditemukannya elektron oleh Thomson, maka teori atom Dalton taidak dapat diterima lagi. Pada tahun 1904 dia mengelurakan teori tentang model atom. Dia dalam teorinya, dia menyatakan bahwa dalam suatu atom terdapat mutan-muatan positif yang kira-kira berdiameter sebersar 10-10m yang tersebar ke seluruh atom seperti roti kismis atau kue onde-onde yang dinetralkan oleh elektron-elektron yang tersebar di antara muatan positif tadi sehingga ada yang bersifat netral. Teori ini diterima secara luas oleh para ilmuawan hingga akhir abad ke-18. Thomson merupakan ilmuwan yang pertama kali menemukan elektron.
Sementara itu, kelemahan dari teori atom Thomson adalah, dia tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
3. Ernest Rutherford
Ernest Rotherford melakukan pengujian terhadap teori atom Thomson, dengan cara menembaki lempengan emas yang sangat tipis (dengan ketebalan 0.01 mm) dengan partikel alfa. Jika model atom Thomson itu benar, maka gerkan partikel alfa tidak akan dibelokkan sewaktu menumbuk lempeng emas.
Namun, Rotherford mendapatkan hasil bahwa ternyata partikel alfa yang ditembakkan tidak semuanya mampu menembus lempeng emas secara lurus. Beberapa diantaranya ada yang di belokkan ke arah positif dan negatif dan sebagian ada yang dipantulakan kembali.
Dari percobaan tersebut, dia berkesimpulan bahwa sebagian partikel alfa dipantulakn kembali karena bertumbukan dengan bagian yang sangat keras dari atom, yang disebut inti atom. Pada tahun 1911 dia mengemukakan teori atom yang baru. Dalam teorinya, dia menyatakan bahwa atom terdiri proton, elektron dan neotron, juga bahwa inti atom dikelilingi oleh elektron-elektron pada jarak yang relatif jauh dimana elektron-elektron berputar mengelilingi inti atom dengan garis orbitnya laiknya sistem tata surya. Selanjutnya, percobaan ini dialnjutkan oleh James Chadwick (1932), yang memastikan bahwa partikel lain pada inti atom tersebut adalah neotron.
Sementara itu, kelemahan dari teori ini adalah, Rotherford tidak dapat menjelaskan mengapa electron tidak jatuh ke dalam inti atom. Karena, secara fisik gerakan electron mengelilingi inti disertai pemancaran energi yang lama-kelamaan akan berkurang dan mendekati inti, kemudian habis dan jatuh ke dalam inti.
4. Niels Bohr
Pada tahun 1913, ahli fisika Denmark memperbaiki model atom Bohr yang dikombinasilkan dengan konsep teori kuantum. Model atom Bohr di dasarkan pada dua postulat yaitu: (a). electron tidak dapat dapat berputar di sekitar inti melalui setiap lintasan, tetapi hanya dapat melalui lintasan-lintasan tertentu saja tanpa membebaskan energi. Lintasan tersebut dinamakan lintasan stasioner. Lintasan-lintasan tersebut mempunyai momntum anguler. (b). sebuah electron akan menyerap dan memancarkan energi bila berpindah dari lintasan tertentu ke lintasan lainnya. Jika berpindah dari lintasan ke lintasan yang lebih tinggi, maka electron akan menyerap energi. Jika beralih ke yang lebih rendah, maka akan memancarkan energi.
Kelebihan dari teori ini adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya electron. Sedangkan kelemahan dari teori ini antara lain: model atom Bohr tidak menerangkan pengaruh medan magnet terhadap spektrum atom, model ini hanya dapat menerangakn model atom hidrogen saja. Sedangkan, untuk atom yang berelektron banyak mempunyai perhitungan yang lebih rumit, tidak dapat menjelskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.


*Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Nasional Aktif Juga Sebagai Anggota Lutung Forum Studi Primata Fabiona

1 comment:

Anonymous said...

Ya, kami sudah mulai berbuat sesuatu:
http://madaris3annuqayah.blogspot.com/2008/04/menjadi-pemulung-di-hari-bumi.html