Thursday, May 17, 2007

Oca' Sapa

REINTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN

Oleh : Moh. Arif Rifqi*

Idealitas sistem pendidikan terlihat dari korelatifitas-harmonis unsur-unsur pendidikan yang kemudian mejadi kesatuan integral dalam mewujudkan visi dan misi umum pada proses pendewasaan weltanschaung dan pola pikir suatu bangsa. Secara fisik, bagus-tidaknya sebuah sistem pendidikan dapat dilihat dari terpenuhinya infrastrukutur-infrastruktur aktif maupun pasif, dan lahirnya alumni yang berintelektual, beremosional, serta berintrelektual quoetion yang tangguh dan "pragmatis" menjadi tolak ukur secara non-fisik.

Akhir-akhir ini, sistem pendidikan di indonesia , melalui putra-putra bangsa telah banyak menoreh prestasi-prestasi gemilang—terutama di bidang sains—di tingkat internasional. Akan tetapi, tanpa disadari ada kecemburuan-kecemburuan kecil yang tak terungkapkan dari lembaga-lembaga pendidikan yang terkategori sangat sederhana. Mereka berasumsi bahwa spesialisasi peningkatan mutu pendidikan hanya berkutat pada lembaga-lembaga pendidikan elit.

Sementara itu ke-amburadulan kondisi pendidikan di tingkat bawah (pelosok) masih banyak lembaga-lembaga pendidikan yang bermodal keikhlasan, fasilitas, dan sarana pra-sarana, serta infrastuktur ala kadarnya saja. Tak ayal dijumpai di daerah pelosok sekolah-sekolah yang tidak bertap, tidak berbangku, dan kondisi memprihatinkan lainnya. Sehingga ketidsak-merataan kualitas dan kesadaran pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh sosialisasi yang kurang terserap baik, tapi, juga dipengaruhi oleh faktor fisik.

Sejak aktifisasi otonumi daerah, lembaga-lembaga pendidikan ala kadar tersebut mulai mendapat perhatian dari pemerintah setempat khususnya. Salah satunya, dengan manifestasi kepedulian berupa BKG, BKM, BKS, yang secara umum mempunyai tujuan meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih baik, setahap demi setahap (metamorfosis penyetaraan). Pada mulanya, bantuan-bantuan tersebut tersalur dengan baik. Akan tetapi, pengakaran budaya korupsi dan mental mata duitan beberpa aktor pendidikan, justeru menjadikan momen tersebut sebagai kesempatan untuk meraup keuntungan pribadi. Kasus semacam ini selain menjadi parasit bagi sitematika dan sistimatika perbaikan kondisi pendidiakan indonesia , juga menjadi wujud ketidak-bersyukuran yang bisa berujung pada laknat yang barangkali akan dibahasakan ujian dari Tuhan.

Mulianya visi dan misi pendidikan mulai berbalik arah pada pembuatan "perusahaan" MI, SD, Tk dan lain sebagianya. Kasus-kasus korupsi dana bantuan sekolah sering terjadi pada lembaga-lembaga pelosok yang ternyata belum begitu siap "memegang dan mengelola uang banyak". Sehingga muncullah upaya rekrutmen anak didik dengan cara yang tidak baik. Akan tetapi, bukan berarti steril untuk lembaga-lembaga elit—umumnya diperkotaan. Justeru ada kemungkian untuk penyembunyian fakta sesamar mungkin.

Walaupun kontrol yang dilakukan pemerintah bisa dikatakan cukup baik. Akan tetapi, kolektifitas dan ke-akuratan data masih bersifat umum dan kolektif. Apalagi campur aduk pers kadangkala manyisakan kisah kelabu dangan iming-iming uang dan lain sebagainya. Sementara itu masyarakat tidak bisa berbuat banyak. Karena acap kali masyarkat kurang mendapat informasi dan kurang sadar tentang bantuan-bantuan tersebut—khususnya dipelosok.

Dengan demikian perlu dirasa adanya kesadaran-praksis dari semua elemen penting pendidikan. Seperti, Guru, pengelola lembaga, anak didik, masyarakat dan pemerintah, dengan lebih meningkatkan kualitas kejujuran, keterbukaan, keharmonisan, dan integralitas sebagai sebuah tatanan dengan visi dan misi mulia.
Seperti petuah Ki hajar Dewantara "Ing ngarso song toludo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani", manifestasi dan aplikasi integralitas multi sisi, selain menjadi konstruksi sistim pendidikan yang ideal, juga bisa menjadi obat bagi sistem pendidikan yang sedang sakit.

Signifikansi dan mulianya visi, misi dan manfaat pendidiakan, ketika dikotori oleh Dajjal yang berkedok Isa, berarti sudah ada di ujung tanduk. Tentunya ini adalah tanggung jawab kita bersama.

*Penulis adalah aktifis Forum Silaturrahiem Santri Dan Masyarakat (FOSSMA)

Wednesday, May 9, 2007

Cerita Bahari

Bantal Ombak

Oleh: Moh. Arif Rifqi


Seperti misteri subuh
Engkau menapaki renta gemuruh
Melukis aura di keramaian yang kuanggap sepi; sunyi
Menikam kemurtadan dan mempertanyakan, siapa yang telah mengajariku nakal?


Bahari, Begitu aku lebih mengenalmu laut, dari pada nama-nama yang orang lain sandangkan kepadamu. Luasmu mengingatkanku akan luasnya sebuah persahabatan antara manusia tempat kesatu dan manusia tempat ketiga. Persahabatan yang luas, bening-kebiruan, jujur, eksplosif dan supel.

Sejujurnya, tidak ada keraguan dan rasa canggung yang aku tampakkan, murni dan jujur bersumber dari nuraniku yang terdasar. Hanya saja, gontai dan gemulai sebuah tatanan yang memisahkan, membuatku gagap, gugup, dan selalu salah tingkah di depan kalian. Dengan arif, kalian menganggapnya sebagai metamorfosa di luar musim.

Zeitgist bahari yang kini menginfiltrasi dan menciptakan intrikasi yang kompleks di dadaku, membuatku selalu meratapi setiap perbuatan baikku dan menertawakan setiap dosaku. Aku tidak bermaksud merubah dan membalikkan realitas lazim di dunia ini—itupun kalau ada. Aku hanya mencoba mengaplikasikan setahap demi setahap sebuah hadits qudsi yang di riwayatkan sang Karomahuwajhah,

Siapa yang mencari Aku akan menemukan Aku. Siapa yang menemukan Aku akan mengenal Aku. Siapa yang mengenal Aku akan mencitai Aku. Siapa yang mencintai Aku akan Aku bunuh. Siapa yang Aku bunuh akan Aku bangkitkan. Siapa yang Aku bangkitkan Aku sendirilah kebangkitannya***

Internet Explore, http://mail.telkom.net, kacang_sukro,*******,Go
Di kotak Inbox ada email berbintang terang, dengan dari judden@yahoo.co.id, subject Hai Kacang Sukro, klik kanan, open


Assalamu’alaikum Kacang Sukro
Apa kabar nih ?sudah lama tidak kelihatan batang hidungnya?
Sakit ya? Semoga saja Tidak.
Aku sekarang jarang beli kacang sukro lagi
Habis setelah makan kacang sukro, gigiku sakit
‘n kami W9 kangen sama kalian disitu (totem proparte)
Wassalam

“Mas yang di PC 3, waktu anda sudah habis, ada yang mau ganti” operator memperingatiku.

Setelah kubayar uang sewa rental internet, akupun bergegas meninggalkan warnet. Aku baru ingat bahwa aku punya janji dengan Ummi. Aku masih harus kerumah paman di pulau sebelah, mengantarkan bingkisan kue dari Pak Isun, guru sekaligus sahabat curhatku.
“Ayies, aku juga kangen sama kalian (totem proparte-nya). Aku tidak akan membalas emailmu. Tapi, aku akan langsung menemuimu dengan Ummiku. Suatu saat nanti, pasti aku usahakan”Celetuk hatiku.

Setelah iqomah dibacakan di surau dekat tempat aku berjalan, aku menghampirinya dan salat Ashar berjamaah di sana. Kemudian aku melanjutkan perjalanan ke rumah Paman. Melewati bahari kemilau nan biru, aku semakan teringat kalian.

***


Hari Berikutnya...
Mentari pagi menerobos liar di teras ungu jendela kamarku. Jarum jam berdetak sendu dan teratur memutar perjalanan sang waktu sedikit demi sedikit; sabar. O, taman, laut nan permai. Temani kesegaran fikiranku pagi ini dengan segelas susu yang di sajikan Ummi di meja kecil di kamarku.

Astaga ! scrensever bergambar Paman Gober ternyata masih menghiasi layar komputerku. Apakah tadi malam aku lupa mematikannya, atau Afifah, adik kecilku tadi pagi main game saat aku maih tertidur pulas dan sengaja tidak mematikannya, atau juga Ummi tadi pagi meminjam untuk mengambil data rekapitulasi keuanggan PKK yang tadi malam kuketik, atau... Tidak tau pastilah aku. Semoga ini bukan kesalahan yang samar.
Tersisa belasan ATP, energi di tubuhku mencoba melangkahkan kaki menuju komputer pribadiku dan aku menemukan sebuah daun kering bertuliskan instruksi buka Windows Explore, Power Point File, Ayies, open, dan slide show. Penting !

“Sepertinya aku kenal tulisan ini” ucapku lirih “aku kenal tulisan ini di tempat jauh, tapi di mana?”aku mencoba acuh tak acuh.

Setelah kulakukan perintah seperti yang di instruksikan, kemudian...

Klik!, suara mouse kutekan

Selamat pagi kacang Sukro
Semalam aku mencoba menghubungi nomer Hpmu, tapi tidak aktif. Degan indra yang patang kuceritakan sistem kerjanya,aku menulis ini jujur dengan rasa rindu yang tersisa dari kekesalan

Barang kali belum begitu ikhlas membantuku menghajarmu tadi malam. Tapi, dengan keringat yang tersisa di pori-pori kulitku, aku tahu bahwa kamu sedang pulas dengan Melly, kucing loyalmu

Kacang sukro,

Aku ingin ketemu kamu; kalian totem proparte-nya.


Dengan template blends dan slide animation neotron, tulisan dengan fase slide dua detik itu terpresentrasi dan sementara ini kuanggap aneh; melayang-untai hingga aku tekan tombol Esc pada keyboardku untuk kembali kebentuk semula. Maksud dia apa?
“Hafid, ada telepon dari Alif. Penting katanya.” Tiba-tiba, tanda tanyaku runtuh. Suara ummi mengalun sendu dari ruangan tengah.

“tunggu ‘Mi” jawabku seraya secepat mungkin aku keluar dari kamar dan sesopan mungkin aku meraih gagang telepon yang ibu sulurkan kepadaku.

“ada apa ‘Lif...?” tanyaku ketus.

“gawat ‘Fid...gawat. Kamu harus kesekolah sekarang” senggal-senggal nafas Alif begitu jelas mengotori suaranya di telepon.

“tenang kok tidak ada apa-apa. Tunggu aku lima belas menit lagi di sekolah”
“eh! ‘nggak nyambung nih orang. Ini benar-benar gawat ‘Fid!”

“aku ngerti ‘Lif. Kamu tidak jelas gawatnya apaan. Jadi, wajarkan kalau aku juga tidak jelas tenangnya apaan. Sudah, tunggu saja, aku segera kesana lima belas menit lagi”

“ ‘Fid, segerombolan anak muda mencarimu sambil membawa pentungan dan godam. Mereka ada di depan sekolah sekarang; menunggu kedatanganmu. Tapi, tampaknya mereka siap-siap menuju kerumah kamu sekarang.”

Brak! Telepon serentak aku tutup. Aku berlari keluar dari rumah dengan sisa rapi dandanan dan energiku, aku menengok ke arah sekolah. Tidak jauh, sekitar 300 meter dari rumahku. Tampak jelas monster putih abu-abu itu sedang berjalan ke arahku. Gawat!

Entah energi apa yang aku pakai. Selemah ini aku masih sanggup berlari cepat ke arah mereka. Aku tidak mau mereka ribut di rumah atau di sekolahku. Akhirnya...
“tunggu! Kalian mencari aku? Kesini!” aku membawa mereka ke padang sawah yang penuh dengan tanaman padi yang hampir panen, sekitar 200 meter dari rumahku dan 100 meter dari sekolahku. Mudah-mudahan cukup jauh.

“kamu yang bernama Sukran Hafidy?” tanya seorang yang jangkung di antara mereka bertiga.

“benar!”kulihat salah satu dari mereka yang bertubuh panter mengayun-ayunkan godam; seram.

“kami datang kesini ingin membawa pulang Ayies. Dia kabur dari tempat ketiga dan kami memprediksi dia pergi ke rumahmu. Kami tahu banyak tentang kamu dari diary pink yang tertinggal di kamarnya. Dia menulis banyak tentang perasaannya kepadamu.
Otomatis, disana kami tahu banyak tentang kamu. Termasuk foto, alamat rumah dan sekolahmu. Walaupun kami beda dimensi, demi kami ketundukan kami kepada tuan Ali, ayah Ayies, kami susah payah datang kesini.

Kami harap kedatangan kami tidak berbuah kesia-siaan. Sebab, kalau tidak, eksistensi dan esensi kami akan di cabut, dan kami kembali menjadi gipsi-gipsi”. Di luar dugaanku sebelumnya, kegarangan yang mereka tampakkan dari jauh, ternyata tak lain terdapat ketidakberdayaan di bawah otoritas dan ortodoksi musuh lamaku, Ali.
“Aku mengerti maksud, perasaan dan posisi kalian saat ini. Akan tetapi, perlu kalian ketahui...” aku pun menceritakan kejadian pagi itu di komputerku. “...aku harap kalian juga menghargaiku. Silakan kalian gunakan indra ke-enam kalian untuk meneropong isi hatiku. Semoga kalian berhasil dan kalain akan tahu bahwa aku jujur”.
Mereka terdiam. Angin tornado kecil-kecilan melibas tanaman padi yang hampir panen. Tiba-tiba langit mendung, petir bergemuruh, tanah yang kupijak bergetar semakin dahsyat, dan angin itu semakan ganas pula. Mereka memegang telinga dan mengerang kesakitan. Namun, mereka tidak roboh. Apakah karena mereka tidak dirobohkan biar semakin tersiksa oleh gelombang metasonik, atau mereka masih cukup kuat menahannya.
“Zslzmn kzlo, kllzmkn; kbnouym!” barangkali seperti itu suara yang dapat telingaku tangkap dari mulut mereka.

Tiba-tiba tubuhku yang juga ikut terguncang hampir kehilangan keseimbangan. Andai saja eksperimenku untuk menemukan anti gravitasi berhasil, goncangan ini tidak akan berarti. Aku mencoba semadi dengan sisa energiku; gontai. Langit menyempit; merendah. Pandanganku sesak oleh kabut-kabut. Aura yang kupancarkan tidak cukup untuk menerangi sekitarku.

Kakiku bergetar dan bergerak melebar kesamping. Pertanda, tanah yang kuinjak membelah dengan pelan-pelan. Kalau sampai aku bersuara, maka aku kalah. Gemuruh petir juga semakin dahsyat membuat telingaku sesak. Kelebat-kelebat sosok hitam mengitariku; mesterius seperti ninja. Mereka malang-melintang liar di samping, di atas, dan di bawah tubuhku yang terbuka. Mareka seolah-olah membisikkan daftar kesalahanku sedetail mungkin. Aku mencoba membantah dengan bahasa batinku. Namun aku tiba lemah ketika mantra andalanku “selalu tanda tanya, tidak pernah tanda seru” takluk pada mantra mereka “selalu koma, tidak pernah titik” tidak tidak mampu berbuat banyak. Dan...

Aku sadar tubuhku sudah terbelah empat. Plesetku, untuk tempat kesatu, satu belahan dan tiga belahan untuk tempat ketiga. Benarkah?
Gelombang laut nan besar membentuk tiga gundukan yang beranak-pinak menjadi sembilan dan satu gundukan besar yang beranak tiga; menimbulkan suara yang khas. Untuk semuanya, ma’afkan ku. “Akh! Siapa yang telah mengajariku nakal?" suara terakhirku. Dan gelap!


Mulya Nusantara, Kamal, 2007

Info Gaul Cong!


Salju, Fenomena Alam yang Menakjubkan : Cintaku Sehangat Salju

Arif Rifqi dan Febdian Rusydi (Rijksuniversiteit Groningen)

SAAT ini di Eropa dan wilayah utara bumi tengah musim dingin.Salah satu fenomena menarik saat musim dingin adalah salju. Menjadi unik karena kristal-kristal es yang lembut dan putih seperti kapas ini hanya hadir secara alami di negeri empat musim atau di tempat-tempat yang sangat tinggi seperti puncak gunung Jayawijaya di Papua. Kenapa salju secara alami tidak bisa hadir di wilayah tropis seperti negeri kita?
Proses pembentukan salju

Untuk menjawab itu, bisa kita mulai dari proses terjadinya salju. Berawal dari uap air yang berkumpul di atmosfer Bumi, kumpulan uap air mendingin sampai pada titik kondensasi (yaitu temperatur di mana gas berubah bentuk menjadi cair atau padat), kemudian menggumpal membentuk awan. Pada saat awal pembentukan awan, massanya jauh lebih kecil daripada massa udara sehingga awan tersebut mengapung di udara – persis seperti kayu balok yang mengapung di atas permukaan air. Namun, setelah kumpulan uap terus bertambah dan bergabung ke dalam awan tersebut, massanya juga bertambah, sehingga pada suatu ketika udara tidak sanggup lagi menahannya. Awan tersebut pecah dan partikel air pun jatuh ke Bumi.

Partikel air yang jatuh itu adalah air murni (belum terkotori oleh partikel lain). Air murni tidak langsung membeku pada temperatur 0 derajat Celcius, karena pada suhu tersebut terjadi perubahan fase dari cair ke padat. Untuk membuat air murni beku dibutuhkan temperatur lebih rendah daripada 0 derajat Celcius. Ini juga terjadi saat kita menjerang air, air menguap kalau temperaturnya di atas 100 derajat Celcius karena pada 100 derajat Celcius adalah perubahan fase dari cair ke uap. Untuk mempercepat perubahan fase sebuah zat, biasanya ditambahkan zat-zat khusus, misalnya garam dipakai untuk mempercepat fase pencairan es ke air.

Biasanya temperatur udara tepat di bawah awan adalah di bawah 0 derajat Celcius (temperatur udara tergantung pada ketinggiannya di atas permukaan air laut). Tapi, temperatur yang rendah saja belum cukup untuk menciptakan salju. Saat partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan dengan udara, maka air murni tersebut terkotori oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel tertentu yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan cepat menjadi kristal-kristal es.

Partikel-partikel pengotor yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator, selain berfungsi sebagai pemercepat fase pembekuan, juga perekat antaruap air. Sehingga partikel air (yang tidak murni lagi) bergabung bersama dengan partikel air lainnya membentuk kristal lebih besar.

Jika temperatur udara tidak sampai melelehkan kristal es tersebut, kristal-kristal es jatuh ke tanah. Dan inilah salju! Jika tidak, kristal es tersebut meleleh dan sampai ke tanah dalam bentuk hujan air.

Pada banyak kasus di dunia ini, proses turunnya hujan selalu dimulai dengan salju beberapa saat dia jatuh dari awan, tapi kemudian mencair saat melintasi udara yang panas. Kadang kala, jika temperatur sangat rendah, kristal-kristal es itu bisa membentuk bola-bola es kecil dan terjadilah hujan es. Kota Bandung termasuk yang relatif sering mengalami hujan es. Jadi, ini sebabnya kenapa salju sangat susah turun secara alami di daerah tropik yang memiliki temperatur udara relatif tinggi dibanding wilayah yang sedang mengalami musim dingin.

Struktur unik salju
Kristal salju memiliki struktur unik, tidak ada kristal salju yang memiliki bentuk yang sama di dunia ini (lihat Gambar SnowflakesWilsonBentley.jpg) – ini seperti sidik jari kita. Bayangkan, salju sudah turun semenjak bumi tercipta hingga sekarang, dan tidak satu pun salju yang memiliki bentuk struktur kristal yang sama!
Keunikan salju yang lainnya adalah warnanya yang putih. Kalau turun salju lebat, hamparan bumi menjadi putih, bersih, dan seakan-akan bercahaya. Ini disebabkan struktur kristal salju memungkinkan salju untuk memantulkan semua warna ke semua arah dalam jumlah yang sama, maka muncullah warna putih. Fenomena yang sama juga bisa kita dapati saat melihat pasir putih, bongkahan garam, bongkahan gula, kabut, awan, dan cat putih.

Selain itu, turunnya salju memberikan kehangatan. Ini bisa dipahami dari konsep temperatur efektif. Temperatur efektif adalah temperatur yang dirasakan oleh kulit kita, dipengaruhi oleh tiga besaran fisis: temperatur terukur (oleh termometer), kecepatan pergerakan udara, dan kelembapan udara. Temperatur efektif biasanya dipakai untuk menentukan “zona nyaman”. Di pantai, temperatur terukur bisa tinggi, namun karena angin kencang kita masih merasa nyaman. Pada saat salju turun lebat, kelembapan udara naik dan ini memengaruhi temperatur efektif sehingga pada satu kondisi kita merasa hangat.

Jadi, Anda bisa mengirim ungkapan romantis kepada teman Anda, “cintaku sehangat salju”. Kalau dia tidak paham, kesempatan untuk Anda menjelaskan fenomena ini. Fisika pun bisa menjadi senjata yang andal bagi mereka yang sedang pedekate.***
Gambar: Contoh-contoh bentuk kristal salju yang diambil oleh Wilson Bentley pada tahun 1902.
Gambar diambil dari situs wikipedia.org. Sumber Rujukan : Pikiran Rakyat (28 Desember 2006)
Rifqi Place