Thursday, April 23, 2009

Oleh: Abigael SQR. (073112620150021) Moh. Arif Rifqi (073112620150012) Rizki Amelia (073112620150014) ADAPTASI MORFOLOGI HEWAN PADA BERBAGAI HABITAT

Abigael SQR. (073112620150021)
Moh. Arif Rifqi (073112620150012)
Rizki Amelia (073112620150014)
ADAPTASI MORFOLOGI HEWAN PADA BERBAGAI HABITAT

BAB I
PENDAHULUAN

Hewan, hidup dalam interdependensi satu sama lain dan lingkungannya yang saling berinteraksi. Dalam interaksi tersebut, hewan akan merespon dengan cara yang bermacam-macam, seperti adaptasi morfologis, fisiologis, anatomis, dan prilaku. Namun, apabila stressing melampaui batas toleransi dari hewan tersbut, maka ia akan mengalami kepunahan.
Adaptasi morfologis merupakan perubahan dalam bentuk dan strukur sebagai hasil penyesuaian diri terhadap kondisi lingkungannya. Namun, pada dasarnya penampakan morfologis ditentukan oleh struktut gen di dalam tubuh hewan tersebut.
Pada adaptasi morfolgi, terdapat istilah ecophenes (growth-form; fenotype-change) dan ecotype (genotype-change). Ecophenes adalah modifikasi bentuk hewan yang dirangsang oleh kondisi lingkungan pada suatu perkembangan individu, dan tidak spesifik diturunkan ke generasi selanjutnya. Sedangkan ecotype adalah modifikasi bentuk hewan yang dirangsang oleh kondisi lingkungan pada suatu perkembangan individu, dan diturunkan ke generasi selanjutnya sebagai hasil dari proses evolusi. Fenomena dari kedua istilah tersebut sering ditemukan dalam mekanisme adaptasi morfolgi hewan.
Contoh yang sering ditemukan di kehidupan sehari-hari adalah adaptasi morfolgi pada serangga, lebih spesifiknya pada tipe mulutnya yang tediri dari :
1. Tipe mengigit dan mengunyah, sepeti pada ordo Orthoptera, Coleoptera, dan Odonata
2. Tipe menguyah dan menjilat, seperti pada ordo Hymenoptera
3. Tipe penusuk dan penghisap, seperti pada ordo Hemiptera, Homoptera, dan Diperta
4. Tipe menjilat, seperti pada ordo Diptera
5. Tipe menghisap, seperti pada Lepidoptera
6. Tipe mengerat dan menjilat, seperti pada Tabanus sp. (lalat ternak).
Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari adaptasi morfolgi hewan pada berbagi tipe habitat, dan mempelajari beberapa tipe alat mulut pada serangga.
BAB II
METODOLOGI

Metode yang digunakan pada pengamatan ini adalah sweeping net dengan alat, bahan dan cara kerja adalah sebagai berikut:
A. Alat dan Bahan
1. Alat penangkap serangga (sweeping net)
2. Kantong palstik
3. Jam (penunjuk waktu)
B. Cara Kerja
1. Penangkapan serangga dilakukan pada suatu tipe habitat dengan menggunakan sweeping net selama 15 menit/
2. hal serupa dilakukan pada tipe habitat yang berlainan
3. serangga yang tertangkap dimasukkan ke dalam kantong plastik, sesuai dengan tipe habitat.
4. kemudian serangga tersebut diidentifikasi tipe alat mulutnya.
5. hasil yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabel.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari pengamatan adaptasi morfolgis dari tipe alat mulut serangga yang dilakukan pada tanggal 12 Maret 2009 pada habitat padang rumput dan taman berbunga adalah sebagai berikut:

No. Tipe Alat Mulut Habitat Jumlah
Taman Bunga Padang Rumput 1 Padang Rumput 2
1 Mengigit dan mengunyah 3 11 12 26
2 Menguyah dan menjilat - 2 4 6
3 Penusuk dan penghisap - - - -
4 Menjilat - 5 - 5
5 Menghisap 4 1 3 4
6 Mengerat dan menjilat - - -
Jumlah 7 18 17 41

Dari data yang diperoleh pada habitat taman berbunga, jumlah serangga yang paling banyak ditemukan adalah ordo Lepidoptera dengan tipe alat mulut menghisap.Yaitu sebanyak 4 ekor kupu-kupu. Selain itu, untuk tipe alat mulut mengigit dan mengunyah terdapat 3 ekor.
Secara adaptasi morfologis, serangga tipe alat mulut menghisap lebih mendominasi, karena mempunyai adaptasi alat mulut untuk menghisap nektar-nekatar bunga. Seperti halnya pada kupu-kupu umumnya. Dengan cara demikian, kupu-kupu dapat hidup.
Selain itu, tidak jauh selisihnya, serangga tipe alat mulut menggigit mengunyah juga terdapat pada habitat tersebut, karena ia melakukan adaptasi morfologi mulut pengigit dan pengunyah terhadap jenis pakan yang ada disekitarnya, yaitu pada rumput-rumputan.

Sedangkan pada tipe habitat padang rumput, pengamatan dilakukan pada dua tempat. Yaitu, padang rumput Bumi Perkemahan Ragunan dan Departemen Pertanian.

Pada habitat ini, tipe alat mulut serangga yang paling mendominasi adalah tipe mulut menggigit dan mengunyah, yaitu terdapat 11 individu pada padang rumput pertama dan 12 individu pada padang rumput kedua. Adaptasi yang dilakukan adalah berupa penyesuaian bentuk alat mulut berupa tipe maxila dan mandibula yang tajam untuk mengigit dan mengunyah makanan. Pada umumnya makanannya berupa rumput-rumputan, atau dedaunan.
Selain itu, tipe alat mulut yang menonjol juga pada tipe menjilat, namun hanya ditemukan pada padang rumput yang pertama. Sebab, disekitar lingkungan padang rumput 1 banyak ditemukan sisa-sisa makanan organik yang membusuk, atau bangkai yang sesuai dengan adapatasi alat mulutnya. Yaitu dengan kemampuan menjilat.

BAB IV
KESIMPULAN

Serangga melakuakn adapatasi morfolgis dengan penyesuaian diri pada tipe alat mulutnya. Hal ini dilakukan dalam rangka respon terhadapa stressing dari lingkuangannya. Sehingga, dengan demikian ia akan dapat beradaptasi dan hidup dalam ekosistem dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA
Butani, D.K. 1994. Dictionary of Biology. Goyal Offset Printers. New Delhi
Chisholm, Sallie et al. 2008. Fundamentals of Ecology. Massachussetts Institute
of Technology Open Course. tt.
Kimball, Jhon W. 1994. Biologi Jilid II. Erlangga. Jakarta
Tobing, Imran SL et al. 2008. Penuntun Praktikum Ekolgi Hewan. Fakultas
Biologi Universitas Nasional. Jakarta

1 comment:

Anonymous said...

I will not acquiesce in on it. I over warm-hearted post. Especially the designation attracted me to read the sound story.